Sepucuk Surat

Perjuangan yang pahit, kerapkali merupakan awal dari kepahitan yang tak terlukiskan tetapi berakhir sukacita. Kebanyakan orang mau menghindarinya karena menganggap bahwa hal itu menyakitkan. Hal itu sangat wajar dan manusiawi. Namun lebih wajar lagi sekiranya hal itu diterima dan dihadapi dengan segala kemampuan yang ada.

Pepatah mengatakan bahwa "Kereta api hanya dapat berjalan pada relnya." Orang yang mau mengirim sepucuk surat via kereta api, dia mesti pergi ke stasiun kereta api. Adalah salah kalau dia berjalan menuju tempat pemberangkatan mobil".


Andaikan kau percaya bahwa Tuhan menyelenggarakan seluruh kenyataan hidupmu, atau sekurang-kurangnya, Dia selalu mendidikmu agar sesuai dengan apa yang Ia kehendaki, maka kau sudah sewajarnya melihat realitas hidupmu sebagai bagian dari rencanaNya.

Kau akan tahu bahwa rencana Tuhan selalu baik dan benar untukmu. Anggaplah "perjuanganmu yang pahit" adalah sepucuk surat yang harus kau bawa ke tempat tujuannya, maka itu berarti Dia yang mengirimnya kepadamu tahu bahwa kau dapat membawanya. Berilah sedikit harapan bahwa isi surat itu adalah "sebuah perintah kepada penerima surat itu agar dia menyerahkan sebuah cek miliaran rupiah kepadamu dan cek itu menjadi milikmu yang akan mengubah seluruh penderitaanmu menjadi sukacita dan kecukupan bagi hidupmu".

Engkau dapat membayangkan betapa hatimu sangat kecewa bila kau tidak mau membawa surat itu kepada pemiliknya dan kau tahu bahwa isinya ternyata sebuah perintah berharga untuk kehidupanmu. Demikian juga dengan perjuangan pahitmu adalah sebuah keharusan, yang justru akan mengubah warna hidumu menjadi sukacita dan kemuliaan.

Tulisan ini dibuat oleh: Pastor Eriks Ng Oba

Sepucuk Surat