Ibu Tukang Ojek

Pertolongan Tuhan kadang tidak terduga, dan selalu tepat pada waktunya, saya mengatakan ini karena saya mengalaminya. Pada saat itu saya sedang latihan senam di rumah salah seorang teman saya, saya berlatih senam dengan teman saya untuk mengambil nilai praktek olahraga.

Rumah teman saya, tempat saya berlatih terletak di Jalan Riau ujung, kalau berjalan kira-kira 500 meter lagi akan bertemu dengan persimpangan, bila belok ke kiri akan menuju jalan Arengka, dan bila belok kanan, bersiap-siaplah karena kamu akan tepat menabrak Pos Polisi he..he..he, waktu semakin sore entah karena latihan atau terlalu banyak bicara dengan teman-teman, dan akhirnya saya memutuskan pulang.

Pada saat pulang saya berencana untuk naik angkutan umum atau istilah kerennya oplet, dan tidak tahu kenapa pada saat itu tidak ada oplet yang lewat, hatiku menjadi gunda gulana, dan akhirnya saya memutuskan untuk berjalan kaki dari simpang ke labuh baru berharap di perjalanan ada oplet yang lewat.

Tetapi setelah berapa meter berjalan tidak ada oplet yang lewat, hati ini mulai mengutuk hari “dasar sial” kataku, tetapi aku sadar tidak seharusnya aku mengutuk hari, dalam hati saya berdoa meminta maaf atas kesalahan yang telah lakukan hari ini dan memohon pertolongan Tuhan. itulah manusia, pada saat susah baru minta tolong pada Tuhan, tetapi pada saat senang, lupa deh pada Tuhan.

Setelah sekian lama berjalan, tiba-tiba ada seorang ibu yang menaiki sepeda motor mendatangi saya, dia menyuruh saya untuk naik bersamannya, tentu saya kaget, dalam hati saya berkata “apa keinginan ibu ini mengajak saya, jangan-jangan mau menculik saya yang imut dan manis ini (he..he bercanda pembaca), kemudian beliau berkata ”Ayo ikut, mau ke simpang kan”, dan dalam hati, saya berkata mengapa beliau bisa tahu? waktu itu saya cuek saja, karena kecurigaan telah membuat hati saya ragu akan ketulusan hati ibu tersebut untuk menolong saya.

Akhirnya dia meyakinkan saya dan berkata “saya bukan orang jahat”, dan kalau diingat-ingat memang keteraluan sikap saya pada saat itu, ada orang mau menolong dengan tulus hati, eh ini malah ditolak, tetapi akhirnya saya mau untuk ikut ibu tersebut, di perjalanan banyak kami bicarakan dan ternyata ada yang membuat saya kaget, apa itu? ternyata dia seorang katolik, dan bergereja di Paroki Labuh baru, dia juga menceritakan bahwa dia sebenarnya tukang ojek.

Beliau tinggal bersama kedua anaknya, suaminya pada waktu itu lagi berkerja di luar kota dan hanya pulang seminggu sekali, dan dia berusaha untuk membantu keuangan keluarga dengan menjadi Tukang ojek, yang menurutku pekerjaan itu tidak cocok untuk dia, dimana seorang ibu harusnya menjadi istri dan ibu rumah tangga yang baik.

Dia juga menceritakan bagaimana kesusahan hidupnya, ditipu oleh rekan bisnisnya dan dia memaafkannya dengan tulus. beliau tetap tegar dalam menghadapi hidup ini, pengharapannya hanya pada Tuhan. Dalam hati aku berkata yah Tuhan engkau mengirimkan seorang malaikat untuk menolongku, Tuhan itu baik, PertolonganNya tidak pernah terlambat.

Akhirnya dia mengantarkan aku sampai simpang SKA, dia tidak bisa lebih jauh lagi, dan akupun memaklumi itu, dia harus mengojek lagi untuk mencari penghasilan, dan pada jam segitu banyak karyawan yang akan pulang dari tempat kerjanya di mall, dan tempatnya mangkalnya dekat dengan sebuah mall yang terletak di simpang ska.

Aku pun mencoba memberi dia uang sebagai wujud terima kasihku, tetapi dia menolak. Aku berkata dalam hati “ibu ini sangat baik hati, dan mau menolongku dengan tulus, semoga Tuhan memberikan beliau rejeki yang melimpah”, dan aku hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada Tuhan dan Ibu itu atas pertolongannya, dia memang seorang malaikat.

Kemudian aku melanjutkan perjalanan ku dengan menaiki oplet jurusan panam, di perjalan menuju rumah aku tidak bisa berhenti memikirkan ibu itu, dan sesampainya dirumah aku terus memikirkan ibu tersebut, aku mencoba mengambil hikmat yang kudapat pada hari itu.

Akhirnya aku menyadari terkadang kecurigaan dapat menutupi hati kita akan kebaikkan seseorang. Tuhan selalu mendengarkan umatNya yang sedang dalam kesusahan, dia tidak pernah meninggalkan kita, walaupun terkadang kita selalu menyakiti hatiNya. Oleh karena itu selalulah meletakan pengharapan kita hanya kepada Tuhan saja.

Ibu Tukang Ojek